http://bungverryabimanyu.blogspot.com/
Mengingat tempo lalu
adalah menatap hari esok yang terasa sangat tajam , perih yang terjadi dalam di hatiku yang terdalam
..........................!!!
bicara hari ini ku rasakan ada sesak di jantungku
yang tak ku mengerti tentang detakan yang kurasa
..........
bila ku menatap menatap malam di bawah lentera di depan terasa rumahku
maka akan nampak bayangan-bayangan dan ingatan yang kerap menggangu jiwaku
bahkan tak jarang kepalaku terasa sakit dan hatiku menjadi pilu
di usiaku yang masih sangat muda untuk memikul beban ini
entahlah pepatah benar atau tidak
jika cobaan itu datang kepada kita ,.maka kita akan di hadapkan dengan permasalahn
justru bukan untuk menyelesaikan nya tapi justru sekuat apakah kita bisa bertahan dan keluar dari masalah itu
perasaanku akhir2 ini ku rasakan agak sedikit berbeda dengan tahun-tahun yang lalu...tapi tidak berbeda jauh dengan 2 tahun yang lalu ketika semua awal cerita hidupku baru di mulai dengan sebenarnya
terkadang ,.aku merindukan saat dimana pertama kali aku belajar menggali ilmu dan pengetahuan tentang semua ini dulu
ingin rasanya ada seorang kawan di dekatku yang bisa memberikan ku motivasi dan kekuatan agar langkahku tak salah sehingga aq bisa meraih keberhasilan2 yang signifikan bahkan berhasil menembus impian2ku
ada seseorang dengan jujur bicara kepadaku ......!!!
bahwa aq selalu melihat engkau sebagai pria yg optimis,.keras,.pny keinginan dan sangat ambisi mengejar sesuatu,..bahkan ia mengakui dengan jujur bahwa aku sesorang yang bisa mendapatkan impian2 ku itu jika itu semua aku jalankan yang ingin ku gapai tersebut,..bahkan tak jarang aku melihat kamu sebagai pria yang sangat sabar dalam tekanan2 yang aq dapatkan untuk mendapatkan impian-impianmu..walaupun terkadang dengan susah payah dan sekeras tenaga aku harus berjuang mendapatkan impian2 itu
ini catatan tanganku sebenarnya yang ku coba tuangkan agar kalian semua bisa menjadi sahabat baik ku mulai saat ini
bahkan aku merasa bahwa sekarang aku kesepian dan sangat membutuhkan sahabat2ku
kawan2ku yang dahulu selalu mengajaku berdiskusi dan berdebat sampai subuh
perih memang jantungku saat ini
karena aku merasa terasing dan terbuang rasanya di fase-fase kehidupan ini
bahkan aku merasa di kesendirian ini aku ingin berbuat ...tapi aku malah tak tau apa yang harus ku perbuat
padahal di luar sana banyak sekali yang secara diam-2 kagum bahkan menginginkan aku bergabung bersama mereka dan kelompok2 nya ....
mungkin benar kata soe hoek gie
bahwa biarkan aku terasing dari pada aku harus menyerah pada keadaan
biarkan pula aq berdiam diri dari pada aku harus berteriak tapi hanya di lereng gunung mandalawangi
entahlah .......
mungkin apa yang terjadi di hari depan dan tak lama lagi ini akan dapat membangkitkan kembali semangat, inovasi ttg perubahan,.bahkan yang lain
karena di hidupku sekarang yang kurasakan mulai terbenam tanpa kekuatan lagi
tuhan
mudahkan lah hambamu ini kembali menemukan apa yng pernah di rancang bahkan yang pernah terbesit dalam memoar catatan2 harian kala aku menjadi mahasiswa dulu
jadikan lah pula gelora semangatku menjadi membara
seperi panas matahari dan bara api yang sangat panas
dan.......jangan tidurkan lagi aq dengan rintikan hujan
dan indahnya malam bulan 14 .!!!
karena mulai saat ini aku harus kembali bertemu dengan indahnya
pengharapan dan tujuan2 ku dalam hidup
dan perubahan untuk semua yang ada di depan mataku
akhirnya
aku hanya ingin mengingatkan otak ku supaya kembali bersinar dan menerjang langkahku yang jauh ke depan...allahuakbar..allahuakbar.....
catatan milis seseorang insan pengembara yang terasing
BUNG VERRY ABIMANYU
Wadah Kaum Intelegentsia Muda Indonesia
Selasa, 28 Juni 2011
Sabtu, 25 Juni 2011
Nasihat Untuk Sahabat
http://bungverryabimanyu.blogspot.com/
Nasihat Untuk Sahabat
Nasihat Untuk Sahabat
Sahabat,
Bersama kita mulai belajar
Untuk tidak memiliki sesuatu
Apa yang pernah Rabb berikan
Apa yang pernah Rabb kasihkan
Apa yang pernah Rabb titipkan
Semuanya milik yang Maha Rahmaan
Jadi adakah bagi kita alasan
Untuk merasa keberatan
Jika sebagian harta kita sisihkan
Jika sebagian kerat roti kita berikan
Jika sebagian waktu kita infakkan
Jika sebagian permata kita dermakan
Pada saudara kita yang lebih membutuhkan
Ataukah
Engkau merasa akan dilanda kemiskinan
Jika berbuat yang demikian
Sahabat
Bersama kita belajar
Untuk tidak dimiliki oleh sesuatu
Apa yang pernah Rabb sediakan
Apa yang pernah Rabb sandingkan
Apa yang pernah Rabb mudahkan
Semuanya dijadikan sebagai ujian
Untuk membuktikan bahwa cinta yang pernah kita ikrarkan
Tidak sebatas dalam ucapan
Haruskah kita lebih mencintai abi
Haruskah kita lebih mencintai umi
Haruskah kita lebih mencintai istri
Haruskah kita lebih mencintai puri
Haruskah kita lebih mencintai merci
Haruskah kita lebih mencintai deadline tak bertepi
Haruskah nyawa kita berakhir di ujung sepi
Mengapa engkau lebih mencintai dirimu sendiri
Ketimbang mencintai Rabb
Yang telah mengadakanmu di muka bumi
Mengapa engkau lebih mencintai semuanya ini
Ketimbang mencintai Rabb
Yang telah menyediakan semua yang kamu cintai di dunia ini
Ataukah
Engkau merasa
Bahwa engkau dipersulitkan
Bahwa engkau direpotkan
Bahwa engkau disiksakan
Karena yang engkau ingin adalah ketenangan
Karena yang engkau inginkan adalah keselamatan
Karena yang engkau inginkan adalah bersenang-senang
Tanpa pedulikan umat yang mulai dihujani tusukan
Tanpa pedulikan saudaramu yang mulai dilanda kelaparan
Tanpa pedulikan saudaramu yang kini mulai ditimpa kemusyrikan
Tanpa pedulikan saudaramu yang dalam setiap sujud ditemani mortir dan dentuman
Tanpa pedulikan risalahmu yang kini mulai dicincang
bahkan teman mu yang menangis karena di khianati oleh orang2 disekelilingnya
bahkan olehmu sendiri yang dianggap nya kawan
bahkan teman mu yang menangis karena di khianati oleh orang2 disekelilingnya
bahkan olehmu sendiri yang dianggap nya kawan
Sementara kamu hirup gratis hawa ini setiap pekan
atau engkau tertawa melihat temanmu sedan sedu merenungi nasib
atau engkau tertawa melihat temanmu sedan sedu merenungi nasib
Sahabat
Bersama kita belajar
Untuk berbuat sesuatu bukan karena sesuatu
Tetapi karena Rabbmu
Apa yang pernah Rabb perintahkan
Apa yang pernah Rabb larangkan
Apa yang pernah Rabb tunjukkan
Semuanya adalah hidayah yang harus kita jadikan tuntunan
Berbuat baiklah
Karena kita memang harus berbuat baik
Beramallah
Karena memang kita harus beramal
Berjuanglah
Karena memang kita diperintahkan
Bersujudlah
Karena memang kita harus bersujud di hadapan-nya
Dan berbuatlah
Bukan karena engkau ingin dipuji
Bukan karena engkau ingin dicintai
Bukan karena engkau ingin dikenali
Dan berbuatlah
Lebih dari sekadar takut akan azab-Nya
Lebih dari sekadar harap akan jannah-Nya
Lebih dari sekadar rindu akan cinta-Nya
Tapi berbuat baiklah
Karena kita memang begitu tulus mencintai-Nya
Sahabat,
Di manakah ujung keihklasan
Ia ada dalam setiap nikmat
Yang benar-benar membekas dan dapat kamu rasakan
Maka, adalah sebuah keniscayaan
Jika kelak kamu dapat masuk dalam jannah-Nya
Melalui sekerat roti yang pernah kau sisihkan
Melalui setitik kebaikan yang pernah kamu berikan
Bukan karena sekerat roti yang kau dermakan
Tapi karena engkau kini mulai pahamkan
Akan arti satu dari sejuta nikmat yang kamu rasakan
——————————————————-
Dari saudaraku yang marindukan surga
(millis tetangga yg di sempurnakan )
(millis tetangga yg di sempurnakan )
Jumat, 22 April 2011
Ilmu, sekolah, agama, dan iman…
http://bungverryabimanyu.blogspot.com/
Dulu, saya kira dengan lebih banyak makan sekolahan, orang akan lebih baik-lebih terhormat-lebih terpelajar.
Seharusnya IYA, tetapi tak jarang saya temui orang yang banyak makan sekolahan itu ternyata tidak lebih baik-tidak lebih terhormat-tidak juga lebih terpelajar dalam perilakunya.
Secara ilmu mungkin IYA, tetapi secara perbuatan sehari-hari terkadang bikin miris dan dan sedih bagi yang melihatnya.
Seolah ilmu itu menguap ketika masuk ke dunia nyata…
Pintar- dan hanya pintar saja- jelas bukan segala-galanya…
Sebaliknya…
Dulu, saya pikir karena seseorang itu kurang pendidikan-kurang ilmu pengetahuan- tak sempat mengenyam dunia sekolah yang tinggi karena alasan apa pun (umumnya biaya), mungkinnn perilakunya jadi kurang terpuji.
Tetapi nyatanya, sempat saya dipertemukan dengan orang-orang yang kurang pendidikan-tak makan bangku sekolahan- nyatanya punya sikap hidup terpuji, mulia, luar biasa…
Bahkan lebih bisa dipuja ketimbang mereka yang bergelar S1, S2, bahkan S3…
Ini memang kisah nyata…
Karakter yang baik tak melulu berbekal ilmu belaka…
Dulu saya pikir, seharusnya orang yang memiliki level keimanan atau keagamaan yang tinggi juga memiliki perilaku yang baik dan terlihat di mata orang-orang sekitarnya.
Namun, tak jarang kita kecewa melihat mereka yang taat beragama ternyata perilakunya negatif, bahkan ada beberapa yang buas dan mengerikan.
Seolah kitab suci yang dibaca itu meluap entah ke mana.
Oh jelas, setiap orang bisa melakukan kesalahan.
Dan mengharapkan orang yang beragama dan rajin beribadah itu sempurna adalah kesia-siaan belaka.
Itu mungkin pendapat banyak orang dan itu agaknya benar.
Tetapi, itu bukanlah alasan apalagi tameng pembenaran diri bahwa boleh melakukan kekejian atau kejahatan dengan alasan saya hanya manusia biasa yang tak luput dari noda dosa, bukan ?
Atau sebaliknya…
Orang yang jarang ke tempat ibadah identik dengan orang yang tidak taat beragama dan pastinya mereka tidak banyak mengerti ajaran ataupun dogma agamanya.
Kebanyakan mereka adalah orang-orang yang jahat karena tidak mengerti ?
Oh jelas TIDAK…
Karena saya pun pernah menemukan mereka yang mulia walaupun tidak melulu bicara soal ajaran agama tertentu.
Mereka pun hidup luhur, baik, dan rajin menyumbangkan sebagian hartanya kepada mereka yang menderita atau tertimpa bencana.
Kerap mereka membuat malu orang-orang yang bilang dirinya beragama tetapi tak melakukan apa-apa kepada sekitarnya.
Tak ada cinta, tak ada kasih bagi sesama, boro-boro memikirkan berbagi dengan mereka yang menderita…
Hmmm, harapan saya pribadi…
Semoga tingkah laku saya semakin membaik seiring pemahaman yang lebih baik akan keimanan yang saya pegang…
Begitu pun harapan saya bagi Anda dengan apa yang Anda imani… Sehingga kita semua semakin mau berbuat baik di dunia yang semakin hari semakin kacau ini, sehingga kita semua bisa membuat hidup yang singkat ini lebih baik dan lebih bermakna…
Begitu pula dengan ilmu pengetahuan, sekolah, juga gelar…
Apabila diizinkan Tuhan untuk saya dapatkan semoga itu semua semakin memberkati sesama bukan untuk sombong-sombongan apalagi melakukan tindak kejahatan…
Ilmu, sekolah, agama, dan iman…
Hendaknya membawa orang lebih rendah hati, lebih sadar diri, bukanlah dia sendiri yang hebat…
Tetapi DIA yang hebat telah memberikan kita kesempatan untuk mengecap itu semua….
Dan semoga dalam sekolah kehidupan, iman kita semakin dikuatkan… Berbuat baik dan berwelas asih demi kemanusiaan.
Untuk menjadikan hidup di dunia ini lebih indah dan membahagiakan.
Dari Milis Tetangga.
Dulu, saya kira dengan lebih banyak makan sekolahan, orang akan lebih baik-lebih terhormat-lebih terpelajar.
Seharusnya IYA, tetapi tak jarang saya temui orang yang banyak makan sekolahan itu ternyata tidak lebih baik-tidak lebih terhormat-tidak juga lebih terpelajar dalam perilakunya.
Secara ilmu mungkin IYA, tetapi secara perbuatan sehari-hari terkadang bikin miris dan dan sedih bagi yang melihatnya.
Seolah ilmu itu menguap ketika masuk ke dunia nyata…
Pintar- dan hanya pintar saja- jelas bukan segala-galanya…
Sebaliknya…
Dulu, saya pikir karena seseorang itu kurang pendidikan-kurang ilmu pengetahuan- tak sempat mengenyam dunia sekolah yang tinggi karena alasan apa pun (umumnya biaya), mungkinnn perilakunya jadi kurang terpuji.
Tetapi nyatanya, sempat saya dipertemukan dengan orang-orang yang kurang pendidikan-tak makan bangku sekolahan- nyatanya punya sikap hidup terpuji, mulia, luar biasa…
Bahkan lebih bisa dipuja ketimbang mereka yang bergelar S1, S2, bahkan S3…
Ini memang kisah nyata…
Karakter yang baik tak melulu berbekal ilmu belaka…
Dulu saya pikir, seharusnya orang yang memiliki level keimanan atau keagamaan yang tinggi juga memiliki perilaku yang baik dan terlihat di mata orang-orang sekitarnya.
Namun, tak jarang kita kecewa melihat mereka yang taat beragama ternyata perilakunya negatif, bahkan ada beberapa yang buas dan mengerikan.
Seolah kitab suci yang dibaca itu meluap entah ke mana.
Oh jelas, setiap orang bisa melakukan kesalahan.
Dan mengharapkan orang yang beragama dan rajin beribadah itu sempurna adalah kesia-siaan belaka.
Itu mungkin pendapat banyak orang dan itu agaknya benar.
Tetapi, itu bukanlah alasan apalagi tameng pembenaran diri bahwa boleh melakukan kekejian atau kejahatan dengan alasan saya hanya manusia biasa yang tak luput dari noda dosa, bukan ?
Atau sebaliknya…
Orang yang jarang ke tempat ibadah identik dengan orang yang tidak taat beragama dan pastinya mereka tidak banyak mengerti ajaran ataupun dogma agamanya.
Kebanyakan mereka adalah orang-orang yang jahat karena tidak mengerti ?
Oh jelas TIDAK…
Karena saya pun pernah menemukan mereka yang mulia walaupun tidak melulu bicara soal ajaran agama tertentu.
Mereka pun hidup luhur, baik, dan rajin menyumbangkan sebagian hartanya kepada mereka yang menderita atau tertimpa bencana.
Kerap mereka membuat malu orang-orang yang bilang dirinya beragama tetapi tak melakukan apa-apa kepada sekitarnya.
Tak ada cinta, tak ada kasih bagi sesama, boro-boro memikirkan berbagi dengan mereka yang menderita…
Hmmm, harapan saya pribadi…
Semoga tingkah laku saya semakin membaik seiring pemahaman yang lebih baik akan keimanan yang saya pegang…
Begitu pun harapan saya bagi Anda dengan apa yang Anda imani… Sehingga kita semua semakin mau berbuat baik di dunia yang semakin hari semakin kacau ini, sehingga kita semua bisa membuat hidup yang singkat ini lebih baik dan lebih bermakna…
Begitu pula dengan ilmu pengetahuan, sekolah, juga gelar…
Apabila diizinkan Tuhan untuk saya dapatkan semoga itu semua semakin memberkati sesama bukan untuk sombong-sombongan apalagi melakukan tindak kejahatan…
Ilmu, sekolah, agama, dan iman…
Hendaknya membawa orang lebih rendah hati, lebih sadar diri, bukanlah dia sendiri yang hebat…
Tetapi DIA yang hebat telah memberikan kita kesempatan untuk mengecap itu semua….
Dan semoga dalam sekolah kehidupan, iman kita semakin dikuatkan… Berbuat baik dan berwelas asih demi kemanusiaan.
Untuk menjadikan hidup di dunia ini lebih indah dan membahagiakan.
Dari Milis Tetangga.
Kamis, 21 April 2011
Pemimpin, Keberanian dan Perubahan
http://bungverryabimanyu.blogspot.com/
Korelasinya dengan keberanian memberantas korupsi, SBY yang dipilih lebih dari 60 persen rakyat kenyataannya masih memimpin seperti sebagaimana para pemimpin yang dulu pernah memimpinnya.
Oleh: Kolonel Adjie Suradji [Anggota TNI AU]
TERDAPAT DUA JENIS PEMIMPIN CERDAS, YAITU PEMIMPIN CERDAS SAJA DAN PEMIMPIN CERDAS YANG BISA MEMBAWA PERUBAHAN.
Untuk menciptakan perubahan (dalam arti positif), tidak diperlukan pemimpin sangat cerdas sebab kadang kala kecerdasan justru dapat menghambat keberanian. Keberanian jadi satu faktor penting dalam kepemimpinan berkarakter, termasuk keberanian mengambil keputusan dan menghadapi risiko. Kepemimpinan berkarakter risk taker bertentangan dengan ciri-ciri kepemimpinan populis. Pemimpin populis tidak berani mengambil risiko, bekerja menggunakan uang, kekuasaan, dan politik populis atau pencitraan lain.
Indonesia sudah memiliki lima mantan presiden dan tiap presiden menghasilkan perubahannya sendiri-sendiri. Soekarno membawa perubahan besar bagi bangsa ini. Disusul Soeharto, Habibie, Gus Dur, dan Megawati.
Soekarno barangkali telah dilupakan orang, tetapi tidak dengan sebutan Proklamator. Soeharto dengan Bapak Pembangunan dan perbaikan kehidupan sosial ekonomi rakyat. Habibie dengan teknologinya. Gus Dur dengan pluralisme dan egaliterismenya. Megawati sebagai peletak dasar demokrasi, ratu demokrasi, karena dari lima mantan RI-1, ia yang mengakhiri masa jabatan tanpa kekisruhan. Yang lain, betapapun besar jasanya bagi bangsa dan negara, ada saja yang membuat mereka lengser secara tidak elegan.
Sayang, hingga presiden keenam (SBY), ada hal buruk yang tampaknya belum berubah, yaitu perilaku korup para elite negeri ini. Akankah korupsi jadi warisan abadi? Saatnya SBY menjawab. Slogan yang diusung dalam kampanye politik, isu ”Bersama Kita Bisa” (2004) dan ”Lanjutkan” (2009), seharusnya bisa diimplementasikan secara proporsional.
Artinya, apabila pemerintahan SBY berniat memberantas korupsi, seharusnya fiat justitia pereat mundus—hendaklah hukum ditegakkan—walaupun dunia harus binasa (Ferdinand I, 1503-1564). Bukan cukup memperkuat hukum (KPK, MK, Pengadilan Tipikor, KY, hingga Satgas Pemberantasan Mafia), korupsi pun hilang. Tepatnya, seolah-olah hilang. Realitasnya, hukum dengan segala perkuatannya di negara yang disebut Indonesia ini hanya mampu membuat berbagai ketentuan hukum, tetapi tak mampu menegakkan.
Quid leges sine moribus (Roma)—apa artinya hukum jika tak disertai moralitas? Apa artinya hukum dengan sedemikian banyak perkuatannya jika moral pejabatnya rendah, berakhlak buruk, dan bermental pencuri, pembohong, dan pemalas?
Keberanian
Meminjam teori Bill Newman tentang elemen penting kepemimpinan, yang membedakan seorang pemimpin sejati dengan seorang manajer biasa adalah keberanian (The 10 Law of Leadership). Keberanian harus didasarkan pada pandangan yang diyakini benar tanpa keraguan dan bersedia menerima risiko apa pun. Seorang pemimpin tanpa keberanian bukan pemimpin sejati. Keberanian dapat timbul dari komitmen visi dan bersandar penuh pada keyakinan atas kebenaran yang diperjuangkan.
Keberanian muncul dari kepribadian kuat, sementara keraguan datang dari kepribadian yang goyah. Kalau keberanian lebih mempertimbangkan aspek kepentingan keselamatan di luar diri pemimpin—kepentingan rakyat—keraguan lebih mementingkan aspek keselamatan diri pemimpin itu sendiri.

Memang, secara alamiah, individu atau organisasi umumnya akan bersikap konservatif atau tak ingin berubah ketika sedang berada di posisi puncak dan situasi menyenangkan. Namun, dalam konteks korupsi yang kian menggurita, tersisa pertanyaan, apakah SBY hingga 2014 mampu membawa negeri ini betul-betul terbebas dari korupsi?
Pertanyaan lebih substansial: apakah SBY tetap pada komitmen perubahan? Atau justru ide perubahan yang dicanangkan (2004) hanya tinggal slogan kampanye karena ketidaksiapan menerima risiko-risiko perubahan? Terakhir, apakah SBY dapat dipandang sebagai pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan konsisten dalam pengertian teguh dengan karakter dirinya, berani mengambil keputusan berisiko, atau justru menjalankan kepemimpinan populis dengan segala pencitraannya?
Indonesia perlu pemimpin visioner. Pemimpin dengan impian besar, berani membayar harga, dan efektif, dengan birokrasi yang lentur. Tidak ada pemimpin tanpa visi dan tidak ada visi tanpa kesadaran akan perubahan. Perubahan adalah hal tak terelakkan. Sebab, setiap individu, organisasi, dan bangsa yang tumbuh akan selalu ditandai oleh perubahan- perubahan signifikan. Di dunia ini telah lahir beberapa pemimpin negara yang berkarakter dan membawa perubahan bagi negerinya, berani mengambil keputusan berisiko demi menyejahterakan rakyatnya. Mereka adalah Presiden Evo Morales (Bolivia), Ahmadinejad (Iran), dan Hugo Chavez (Venezuela).
Indonesia harus bisa lebih baik. Oleh karena itu, semoga di sisa waktu kepemimpinannya—dengan jargon reformasi gelombang kedua—SBY bisa memberikan iluminasi (pencerahan), artinya pencanangan pemberantasan korupsi bukan sekadar retorika politik untuk menjaga komitmen dalam membangun citranya. Kita berharap, kasus BLBI, Lapindo, Bank Century, dan perilaku penyelenggara negara yang suka mencuri, berbohong, dan malas tidak akan menjadi warisan abadi negeri ini. Sekali lagi, seluruh rakyat Indonesia tetap berharap agar Presiden SBY bisa membawa perubahan signifikan bagi negeri ini. Sumber: KOMPAS.COM [06/ 09/ 2010]
Rabu, 13 April 2011
http://bungverryabimanyu.blogspot.com/
http://bungverryabimanyu.blogspot.com/
Kenanglah aku jika tak mungkin lagi kita bersatu…
Ingatlah aku jika tak ada lagi aku di hatimu…
Ijinkan aku memandangmu jika tak mungkin lagi kita bertemu…
Lupakan semua jika tak ada lagi sisa asa di hatimu…
Rasa sesal mungkin tlah melekat di hati ini, membius di setiap kata dan tak mampu lagi untuk berbuat apa-apa. Sudah jauh kini dirimu sulit untuk dibayangkan jika engkau akan kembali. Rindu ini terpaku janji yang sulit untuk di ingkari, entah apa yang terjadi jika aku memohon harapan lagi padamu. Namun tak bisa ku ungkiri aku masih merasakan hadirmu walau aku tak sanggup mengungkapkan kepadamu.Biarlah kenangan membiusku, hadirmu akan menjadi baris cerita dalam hidupku. Walaupun aku harus melupakanmu tapi di dasar hatiku masih terbingkai namamu…
Hati yang pernah singgah
Rasa cinta yang dulu pernah ada
Mungkin takkan bisa hilang
Hingga terkubur jauh direlung jiwa
cepat, buka matamu…” seruku dalam tidur
saat tersadar, kumengerti…
sang dewi hanyalah kilau semu dalam mimpi…
tentang suatu kenangan
cukuplah pahitku bersama bayanganku
cukuplah lelahku dalam pengharapanku
kini ku telah bersandar pada tujuanku…
pada keindahan masa depanku…
apa yg kt alami
Apa yg kt jalani
Walau setitik
Walau setepi
Berhimpitan antara kata kata
Yang tdk terucap..
Mimpi terhenti,ketika tiba dipersimpangan..
Ruang gelap
Cahaya hanya dari hatiku
Bersinar.
Menanti sekeping hati yg pergi
Malam ini ,
ku lihat bayang dirimu dalam kegelapan malam
melangkah menjauh dariku
mendekat pada angin malam dalam kegelisahan
Wajahmu pucat pasi tak seperti biasa
tubuhmu dingin bagai air yg membeku
mulutmu diam seribu bahasa
Apakah yg tlah terjadi ???
Kebisuanmu membuatku tak berdaya , terdiam
habis sudah kata-kata indah dalam bibirku
tenggelam bersama hausnya aku akan ucapanmu
ucapanmu yang slalu ku nanti-nantikan saat kehadiranmu
Satu Januari sebelum pagi
langit ditenangkan
oleh kelelahan kita
damainya menyadarkanku
bahwa langit meminta catatan
tentang siapa aku
saat matahari diterbitkan
ah… matahari esok pagi
masih ditenangkan
masih oleh kelelahan kita
kenangan2 itu yg jarang q lalui bersamamu
ingin aq mengulang kmbli
hnya lwat tulisan indah q rasakan
aq tak mngrti kekalahan q bgitu dahsyat
aq tak ingin,q hnya jd teman
aq kalah dgn tiga tahun yg kelam
kau berubah dan tak sama
mngkin bukan cinta,mungkin persahabatan
aq tak ingin,tp tak mungkin
waktu q lalui bgtu indah saat dgnmu
q yakin kau jg rasakan,
tp kau slalu mengigkarkan,aq tak snggup menahan
andai jd cnta aq yakin kau tersiksa
andai jd teman aq terluka
biarlah cnta jd pengandaian
aq kalah oleh perasaan,,
Dan akhirnya akulah yang terpuruk dalam rasa itu
Rasa yang menggebu sejak dulu, dari masa lalu
Dan kau tak pernah ingat dan tak pernah tahu
Rasa dan asaku padamu terukir begitu jelas di tulang rusukku
Mengalir deras di aliran darahku
Memukul keras membuat lebih cepat detak jantungku
Sedikitpun, kau tak ingat dan tak tahu
Seperti menghitung jutaan bintang di malam hari
Seperti menghitung rinai hujan yang jatuh ke bumi
Seperti menghitung hamparan pasir di pantai ini
Sampai matipun kau tak kan pernah ingat dan tak kan pernah tahu
Bahwa disini ada satu hati yang menunggu, satu jiwa yang terbelenggu
selamat jalan kenangan tanpa judul
selamat jalan masa lalu ku
berbahagialah mahluk kecil
karna kita tak kan kehilangan apa2
karna di dunia tak menghadirkan kenangan abadi .
Langganan:
Postingan (Atom)