http://bungverryabimanyu.blogspot.com/
Perlukah aku miskin dulu agar kutahu betapa berharganya kaya?
Perlukah aku merasa sakit dulu agar kutahu betapa nikmatnya sehat?
Perlukah kuhapus nomer telponmu dulu agar kutahu betapa berartinya adamu untukku?
Perlukah kukehilanganmu selamanya dulu agar kutahu betapa sekejap waktunya untukku sangat berharga?
Perlukah kumati dulu agar kutahu betapa berartinya saat hidup itu?
Bila keputusan-Nya telah tegak, lebih sering kita meratap dalam sesak sesal yang telah kita sia-siakan sebelumnya
Itulah aku, juga kamu, yang selalu menempa diri dengan sesal, bukan upaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan berikan komentar anda