http://bungverryabimanyu.blogspot.com/
Ujian seseorang adalah perjuangan yang ia perjuangkan
Ketabahan yang ditunjukkan setiap hari
Bagaimana ia berdiri tegak dan tabah
Menghadapi goncangan dan penderitaan yang sudah menjadi takdir
Pengecut pun dapat tersenyum bila tidak ada yang ditakutkan
Ketika tidak ada rintangan
Namun lelaki sejati harus sanggup menerima keadaan
Manakala orang lain berlagak seperti bintang
Bukan kemenangan yang penting
Tetapi perjuangan yang diperjuangkan seseorang
Orang yang; bila ia terjepit dan terpaksa
Masih mampu berdiri tegak dan tabah
Menghadapi cobaan dan takdir dengan bangga
Meski berdarah, pucat, dan benjol
Dialah orang yang akan sukses di akhir hayatnya
Karena dialah orang yang berani gagal
Agar kita tidak dilupakan bila telah mati dan busuk
Tulislah sesuatu yang bermanfaat untuk dibaca
Atau buatlah sesuatu yang bermanfaat untuk ditulis
Jumat, 28 Januari 2011
Kamis, 27 Januari 2011
AWAN DAN TERATAI
http://bungverryabimanyu.blogspot.com
GREEN CAMPUS
oktober 2003 di suatu siang
aku duduk di atas bangku di depan kostku,.terlihat lalu lalang mobil,motor,becak dan pejalan kaki yg melintas di jln H. juanda tangerang
sambil mengotak atik kan selularku tiba2 ada sms masuk yg ku ketahui ternyata adalah seorang kawan ku yang baru ku kenal setelah ospek yg baru beberapa hari yang lalu ku ikuti di kampus temptku yang baru mencari ilmu di bangku sarjanaku
tak lama kemudian aku bergegas berangkat ke kampus karena seorang teman yang telah menungguku,.ku naiki angkot jurusan cikokol dan tak lama kemudian aq sampai di tujuanku
ku temui seorang kawan di kantin kampusku dan bercerita dengan nya sambil memperhatikan gerqak-gerik mahasiswa di kampus ku ini
tak lama berselang aku dan kawanku memasuki kelas kuliahku hari ini dan betapa terkejutnya aku setelah mengetahui ternyata dosenku berasal dari filiphina dan fasih mengajar kami dengan bahasa inggris,..sungguh membuatku kagok jangankan bahasa inggris bahasa indonesia saja saat itu aku masih belum fasih jika dilihat dengan gaya atau logat bahasa anak2 jakarta saat itu
waduh kacau ni (gumamku) ...
dan ternyata benar dugaanku kami di suruh mengenalkan diri masing2 mahasiswa dengan menggunakan bahasa inggris, dan tiba giliranku harus mengenalkan diriku
eeee....i'm....
not english miss
(jawabku)........
GREEN CAMPUS
oktober 2003 di suatu siang
aku duduk di atas bangku di depan kostku,.terlihat lalu lalang mobil,motor,becak dan pejalan kaki yg melintas di jln H. juanda tangerang
sambil mengotak atik kan selularku tiba2 ada sms masuk yg ku ketahui ternyata adalah seorang kawan ku yang baru ku kenal setelah ospek yg baru beberapa hari yang lalu ku ikuti di kampus temptku yang baru mencari ilmu di bangku sarjanaku
tak lama kemudian aku bergegas berangkat ke kampus karena seorang teman yang telah menungguku,.ku naiki angkot jurusan cikokol dan tak lama kemudian aq sampai di tujuanku
ku temui seorang kawan di kantin kampusku dan bercerita dengan nya sambil memperhatikan gerqak-gerik mahasiswa di kampus ku ini
tak lama berselang aku dan kawanku memasuki kelas kuliahku hari ini dan betapa terkejutnya aku setelah mengetahui ternyata dosenku berasal dari filiphina dan fasih mengajar kami dengan bahasa inggris,..sungguh membuatku kagok jangankan bahasa inggris bahasa indonesia saja saat itu aku masih belum fasih jika dilihat dengan gaya atau logat bahasa anak2 jakarta saat itu
waduh kacau ni (gumamku) ...
dan ternyata benar dugaanku kami di suruh mengenalkan diri masing2 mahasiswa dengan menggunakan bahasa inggris, dan tiba giliranku harus mengenalkan diriku
eeee....i'm....
not english miss
(jawabku)........
Senin, 24 Januari 2011
SEHABIS SAKIT
hai sobat bloger
lama tak jumpa hampir 2 minggu lebih aq terbaring sakit karena malaria
tapi sekarang keadaan ku mulai membaik
padahal 1 hari sebelum sakit aku berniat menulis sebuah karya tentang "awan dan teratai"
tapi tak apalah mungkin setelah keadaanku fit betul baru aku akan melanjutkan semua tulisanku
nah sebagai pengobat rindu tangan ini untuk menulis maka aku menulis di blog ku malam ini
memang masih terasa capek dan lelah rasanya tangan ini mengetik...
aduh
cukup dulu yah soalnya ide menulisku malam ini msh kurang stabil karena badanku belum terlalu kuat...
selamat malam
lama tak jumpa hampir 2 minggu lebih aq terbaring sakit karena malaria
tapi sekarang keadaan ku mulai membaik
padahal 1 hari sebelum sakit aku berniat menulis sebuah karya tentang "awan dan teratai"
tapi tak apalah mungkin setelah keadaanku fit betul baru aku akan melanjutkan semua tulisanku
nah sebagai pengobat rindu tangan ini untuk menulis maka aku menulis di blog ku malam ini
memang masih terasa capek dan lelah rasanya tangan ini mengetik...
aduh
cukup dulu yah soalnya ide menulisku malam ini msh kurang stabil karena badanku belum terlalu kuat...
selamat malam
Sabtu, 08 Januari 2011
AWAN DAN TERATAI ''Bab Pendahuluan
http://bungverryabimanyu.blogspot.
oleh bung verry marthaviansyah
PENDAHULUAN
alkisah sebuah kisah
kurang lebih 137 malam minggu dalam kurun ( 3 tahun, 1.092 hari )
aku terpisah jauh dari orang terkasih yang hampir selama ini menemani studyku antara des 3-juni (maaf tidak menyebutkan tahun)
hidup adalah misteri...bahkan kisah ini sudah berjalan hampir (8 tahun) berjalan
selama ini pula aku menemukan banyak sekali pelajaran dan pengalaman tentang arti sebuah hati dan perasaan yang ada di lubuk hati seorang anak manusia,.
tenang dan santai itulah yang kami rasakan dari berawal nya kisah ini
walaupun begitu banyak aral yang sempat hampir memisahkan sebuah hubungan ini
benyak hal yang tersimpan ,.banyak cerita ang terjalin dalam semua hubungan ini
kisah yang sangat mendekati kesempurnaan tentang cerita panjang ke dua insan yang sangat mementingkan perasaaan dari pada logika dunia yang fana ini
mungkin kata- kata diatas itu adalah pengantar singkat yang akan menceritakan bagaimana cerita ini akan di tulisan dalam web blog ini kepada saudara-sahabat-teman-kawan- yang akan membaca cerita ini
SELAMAT MENIKMATI DAN MEMBACA CERITA INI
oleh bung verry marthaviansyah
PENDAHULUAN
alkisah sebuah kisah
kurang lebih 137 malam minggu dalam kurun ( 3 tahun, 1.092 hari )
aku terpisah jauh dari orang terkasih yang hampir selama ini menemani studyku antara des 3-juni (maaf tidak menyebutkan tahun)
hidup adalah misteri...bahkan kisah ini sudah berjalan hampir (8 tahun) berjalan
selama ini pula aku menemukan banyak sekali pelajaran dan pengalaman tentang arti sebuah hati dan perasaan yang ada di lubuk hati seorang anak manusia,.
tenang dan santai itulah yang kami rasakan dari berawal nya kisah ini
walaupun begitu banyak aral yang sempat hampir memisahkan sebuah hubungan ini
benyak hal yang tersimpan ,.banyak cerita ang terjalin dalam semua hubungan ini
kisah yang sangat mendekati kesempurnaan tentang cerita panjang ke dua insan yang sangat mementingkan perasaaan dari pada logika dunia yang fana ini
mungkin kata- kata diatas itu adalah pengantar singkat yang akan menceritakan bagaimana cerita ini akan di tulisan dalam web blog ini kepada saudara-sahabat-teman-kawan- yang akan membaca cerita ini
SELAMAT MENIKMATI DAN MEMBACA CERITA INI
MENJADI MASA SEORANG AKU....
http://bungverryabimanyu.blogspot.com/
oleh Bung Verry Marthaviansyah
pada 28 September 2010 jam 11:25
Rasanya indah sekali saat dimana aku ,kita dan kalian semua bebas mengatakan bahwa kejujuran adalah KEBENARAN yang selalu harus di ucapkan....
ketika itu rasanya aku bebas mengatakan bahwa ketidakadilan adalah suatu penyiksaan
namun semua itu rasanya begitu cepat berlalu,..sehingga kadang kala Prestasi dan Plakat tidak lebih hanya menjadi rongsokan sampah
dan berdebu .........
Benar kata Ayahku kita hidup di Indonesia
Benar kata Kakek ku ..bahwa kita tidak boleh terlalu berani menantang Republik
Benar kata Guruku bahwa Idialisme lambat laun akan mati
Tapi Tidak benar Bagiku JIKA AKU HARUS MENYERAH PADA KEADAAN !
Kita sebagai generasi penerus sudah di wajibkan untuk meneruskan cita-cita pendahulu kita
Soekarno, hatta, syahrir adalah orang2 yg berani utk menantang kolonial dan merebut kemerdekaan
tugas kita sbg pemuda, aku dan kalian semua
adalah harus meneruskan cita2 dan idelogi yg sampai saat ini msh jauh dari pada keinginan pendahulu kita
Soe Hoek Gie, Wahid, Elang, dan yg lain sudah cukup menjadi korban dari keinginan utk mendapatkan indonesia yang lebih BERWIBWA, DAN BERMARTABAT di mata DUNIA ...
Walaupun sampai saat ini kita sudah merasa indonesia mulai tidak buta lagi terhdap MODERNISASI GLOBALISASI DUNIA
Hari ini aku melihat bahwa di tempatku yang baru aku mulai gerah dengan semua keadaan yang aku rasakan,
aku bagaikan berada di salju es dan PLANET MERCURIUS.....
Dingin, bahkan kadang-kadang Beku..
PANAS dan Panas yang luar biasa...
Bahkan suhu panas yang jauh di atas kewajaran untuk manusia yang hanya hidup di KOTA KECIL DAN TAK DI KENAL OLEH DUNIA
jangankan untuk maju, apalagi metropolis, wahhh saya pikir itu hanya rumor orang gila yang membesarkan diri dan kroni-kroni saja
Sial hanya di rasakan kami yang mengais uang receh, pemungut sampah, penjajah cinta, bahkan mereka semua yang menjadi korban KAPITALISME SERTA Buaian-buaian POLITIK PRAKTIS yang menyesatkan dan hanya bertahan seumur BATANG BALAM
Benar kata kawanku POLITIK Itu BERBAU DAN SEPERTI LALAT
BENAR kata SOEKARNO Bahwa aku berpolitik hanya untuk memerdekakan RAKYAT KU,..
karena selebihnya untuk diriku dan kalian
..............................................................
Lalu selebihnya apa !
sungguh pertanyaan yang selalu berputar dalam obrolan orang2 kiri, orang2 di warung kopi, orang2 di pinggir desa
yang gampang di tukar dengan politik balas jasa
sedangkan kami aku dan kalian
hanya mampu di persimpangan jalan...
tapi bagiku semua ini tinggal menunggu waktu saja,
aku merasa aku harus mengatakan TIDAK pada semua KEPALSUAN dan KEBOHONGAN2 yang telah mereka lakukan
bahkan saat ini mereka berusaha menjadi PENJAJAH2 baru atas TANAH RAKYAT......
aku...mereka...dan kalian semua
LEBIH BAIK DI ASINGKAN DARI PADA MENYERAH PADA KEADAAN.................
ve_
oleh Bung Verry Marthaviansyah
pada 28 September 2010 jam 11:25
Rasanya indah sekali saat dimana aku ,kita dan kalian semua bebas mengatakan bahwa kejujuran adalah KEBENARAN yang selalu harus di ucapkan....
ketika itu rasanya aku bebas mengatakan bahwa ketidakadilan adalah suatu penyiksaan
namun semua itu rasanya begitu cepat berlalu,..sehingga kadang kala Prestasi dan Plakat tidak lebih hanya menjadi rongsokan sampah
dan berdebu .........
Benar kata Ayahku kita hidup di Indonesia
Benar kata Kakek ku ..bahwa kita tidak boleh terlalu berani menantang Republik
Benar kata Guruku bahwa Idialisme lambat laun akan mati
Tapi Tidak benar Bagiku JIKA AKU HARUS MENYERAH PADA KEADAAN !
Kita sebagai generasi penerus sudah di wajibkan untuk meneruskan cita-cita pendahulu kita
Soekarno, hatta, syahrir adalah orang2 yg berani utk menantang kolonial dan merebut kemerdekaan
tugas kita sbg pemuda, aku dan kalian semua
adalah harus meneruskan cita2 dan idelogi yg sampai saat ini msh jauh dari pada keinginan pendahulu kita
Soe Hoek Gie, Wahid, Elang, dan yg lain sudah cukup menjadi korban dari keinginan utk mendapatkan indonesia yang lebih BERWIBWA, DAN BERMARTABAT di mata DUNIA ...
Walaupun sampai saat ini kita sudah merasa indonesia mulai tidak buta lagi terhdap MODERNISASI GLOBALISASI DUNIA
Hari ini aku melihat bahwa di tempatku yang baru aku mulai gerah dengan semua keadaan yang aku rasakan,
aku bagaikan berada di salju es dan PLANET MERCURIUS.....
Dingin, bahkan kadang-kadang Beku..
PANAS dan Panas yang luar biasa...
Bahkan suhu panas yang jauh di atas kewajaran untuk manusia yang hanya hidup di KOTA KECIL DAN TAK DI KENAL OLEH DUNIA
jangankan untuk maju, apalagi metropolis, wahhh saya pikir itu hanya rumor orang gila yang membesarkan diri dan kroni-kroni saja
Sial hanya di rasakan kami yang mengais uang receh, pemungut sampah, penjajah cinta, bahkan mereka semua yang menjadi korban KAPITALISME SERTA Buaian-buaian POLITIK PRAKTIS yang menyesatkan dan hanya bertahan seumur BATANG BALAM
Benar kata kawanku POLITIK Itu BERBAU DAN SEPERTI LALAT
BENAR kata SOEKARNO Bahwa aku berpolitik hanya untuk memerdekakan RAKYAT KU,..
karena selebihnya untuk diriku dan kalian
..............................................................
Lalu selebihnya apa !
sungguh pertanyaan yang selalu berputar dalam obrolan orang2 kiri, orang2 di warung kopi, orang2 di pinggir desa
yang gampang di tukar dengan politik balas jasa
sedangkan kami aku dan kalian
hanya mampu di persimpangan jalan...
tapi bagiku semua ini tinggal menunggu waktu saja,
aku merasa aku harus mengatakan TIDAK pada semua KEPALSUAN dan KEBOHONGAN2 yang telah mereka lakukan
bahkan saat ini mereka berusaha menjadi PENJAJAH2 baru atas TANAH RAKYAT......
aku...mereka...dan kalian semua
LEBIH BAIK DI ASINGKAN DARI PADA MENYERAH PADA KEADAAN.................
ve_
Jumat, 07 Januari 2011
http://bungverryabimanyu.blogspot.com/
Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur.
Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.
Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang- barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan. Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya.
“Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok- penyok,” gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank. “Sebaiknya koin ini Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.
Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan toples. Setelah ia membeli lembaran kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang. Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal.
Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu. Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.
Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.
Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar.
Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak,mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur. Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, “Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?
Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.
Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Semoga kita termasuk orang yang bijak menghadapi kehilangan dan sadar bahwa sukses hanyalah TITIPAN Allah. Benar kata orang bijak, manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup. Bila kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?
Ada kalimat yang saya suka sekali dalam menempatkan diri dalam kehidupan:
” Kemenangan Hidup bukan berhasil mendapat banyak, tetapi ada pada kemampuan menikmati apa yang didapat tanpa menguasai.
”HIDUPLAH SEPERTI ANAK-ANAK YANG DAPAT MENIKMATI TANPA HARUS MENGUASAI”
sumber : diadaptasi dari The Healing Stories karya GW Burns
Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.
Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang- barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan. Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya.
“Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok- penyok,” gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank. “Sebaiknya koin ini Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.
Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan toples. Setelah ia membeli lembaran kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang. Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal.
Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu. Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.
Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.
Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar.
Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak,mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur. Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, “Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?
Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.
Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Semoga kita termasuk orang yang bijak menghadapi kehilangan dan sadar bahwa sukses hanyalah TITIPAN Allah. Benar kata orang bijak, manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup. Bila kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?
Ada kalimat yang saya suka sekali dalam menempatkan diri dalam kehidupan:
” Kemenangan Hidup bukan berhasil mendapat banyak, tetapi ada pada kemampuan menikmati apa yang didapat tanpa menguasai.
”HIDUPLAH SEPERTI ANAK-ANAK YANG DAPAT MENIKMATI TANPA HARUS MENGUASAI”
sumber : diadaptasi dari The Healing Stories karya GW Burns
Kamis, 06 Januari 2011
WISATA DI SUMATERA SELATAN
http://bungverryabimanyu.blogspot.com/
MASJID AGUNG Mesjid Agung Palembang yang terletak di pusat kota juga merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Palembang. Mesjid ini didirikan oleh Sultan Mahmud Badaruddin I atau Sultan Mahmud Badaruddin Jaya Wikramo mulai tahun 1738 sampai 1748. Ukuran bangunan mesjid waktu pertama dibangun semula seluas 1080 meter persegi dengan daya tampung 1200 jemaah.Perluasan pertama dilakukan dengan wakaf Sayid Umar bin Muhammad Assegaf Altoha dan Sayid Achmad bin Syech Sahab yang dilaksanakan pada tahun 1897 dibawah pimpinan Pangeran Nataagama Karta mangala Mustafa Ibnu Raden Kamaluddin. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Perluasan kedua kali pada tahun 1930. tahun 1952 dilakukan lagi perluasan oleh Yayasan Mesjid Agung yang pada tahun 1966-1969 membangun tambahan lantai kedua sehingga lus mesjid sampai sekarang 5520 meter persegi dengan daya tampung 7.750.
|
Sejarah Propinsi Bengkulu
Indeks Artikel |
---|
Sejarah Propinsi Bengkulu |
Page 2 |
Semua Halaman |
Asal Nama Bengkulu
Bemacam-macam versi yang dapat kita temukan mengenai asal muasal nama Bengkulu. Ada yang mengambil dari cerita dan legenda, dan adapula yang mengambilnya lewat kronologis waktu.
BANGKAHULU.
Konon orang yang pertama-tama menghuni Bengkulu ialah Nantu Kesumo dan kawan-kawannya. Ia datang dari Demak di pulau Jawa. Ia memasuki daerah Bengkulu lewat pantai (pasar Bengkulu sekarang). Di tanah yang baru ini, Nantu Kesumo dan kawan-kawannya menghadapi tantangan yang sangat berat. Tanah Bengkulu masih merupakan hutan belantara. Binatang-binatang buas dan liar masih hidup dengan bebas namun Nantu Kesumo mempunyai kesaktian dan ilmu yang tinggi. Ia tidak takut pada binatang-binatang buas itu.
Konon pada waktu Nantu Kesumo dan kawan-kawannya sedang membuka hutan untuk membangun kampung, mereka bertemu dengan ular yang sangat besar. Ular itu dapat mereka bunuh. Badan ular yang panjang itu dipotong menjaditiga bagian sama panjang. Ketiga bagian tubuh ular itu masing-masing menjelma menjadi meriam sapu ranjau, tombak bejabai, dan tabu berantai. Untuk memperingati kisah ini, tiap-tiap mengadakan pesta perkawinan dengan memotong kerbau mesti ada tombak berambu payung kering.
Kampung yang dibangun pertama kali itu bernama Tanah Tinggi. Suatu hari penduduk kampung Tanah Tinggi itu melihat batang bangka hanyut ke hulu. Batang bangka itu sebangsa pohon pinang. Pohon bangka itu sangat aneh, bentuknya melingkar lingkar, mulai dari pangkal sampai ke ujungnya. Keanehan pohon ini mengundang penduduk Tanah Tinggi untuk menyaksikannya.
Dari kejadian inilah penduduk Tanah Tinggi menamakan tanah kediaman mereka dengan Bangka Hulu, yang berasal dari kata bangka (pinang) dan hulu (ulu sungai). Sejak saat itulah nama Bengkulu dipakai orang.
Alkisah diceritakan bahwa Nantu Kesumo datang ke Bengkulu dalam keadaan bujangan. Ia datang bersama saudaranya bernama Kayu Mentiring. Kepada saudaranya inilah dia meminta nasehat dan pertimbangan. Sebagai manusia biasa yang normal, Nantu Kesumo tidak tahan hidup membujang terus.
Akan tetapi dia tidak mau kawin dengan wanita biasa. Wanita yang menjadi idamannya adalah Ratu Aceh. Kecantikan Ratu Aceh sudah terkenal ke mana-mana, karena itulah Nantu Kesumo bermaksud menjadikannya sebagai istri. Ia akan pergi ke Negeri Aceh untuk melamar.
Sebelum berangkat ke negeri Aceh ia mengutarakan niatnya itu kepada Kayu Mentiring, "Saudaraku Kayu Mentiring, saya berniat pergi ke negeri Aceh, dengan maksud untuk melamar Ratu Aceh. Doakanlah agar maksud saya berhasil", kata Nantu Kesumo.
"Ingat Nantu Kesumo anatara kita dan negeri Aceh selalu bermusuhan, lamaranmu mustahil diterima", kata Kayu Mentiring. Niat Nantu Kesumo untuk memperistri Ratu Aceh sudah nekat, oleh karena itu saudaranya terpaksa menyetujui seraya katanya, "Kalau demikian maumu, saya akan membantumu. Apapun yang terjadi kita hadapi bersama". Alkisah, berangkatlah Nantu Kesumo seorang diri dengan perahu yang bernama Rejung Kelam.
Setelah kurang lebih sebulan berlayar sampailah ia ke tepi pantai tempat pemandian Raja Aceh. tempat ini selalu dijaga oleh hulubalang Raja, dengan senjata meriam yang diarahkan ke laut untuk menembak musuh.
Perahu Nantu Kesumo dapat dilihat oleh Hulubalang Raja, penjaga pemandian. Mereka menembakkan meriam kearah perahu Nantu Kesumo. Tak satupun peluru meriam mengenai Nantu Kesumo. Ia tidak tembus oleh peluru. Penjaga pemandian lari ketakutan. Nantu Kesumo pun mendarat dan masuk ke negeri Kerajaan Aceh.
Alkisah pada waktu itu kerajaan Aceh sedang merayakan pertunangan Ratu Aceh. Salah satu acaranya adalah mengadakan gelanggang pertaruhan selama tiga bulan. Barang siapa yang akan mengikuti pertaruhan harus minta izin kepada kakak Putri Aceh bernama Raden Cili. Sesudah mendapat izin, calon peserta harus menyerahkan dua peti uang kepada Putri Aceh. Satu peti berbentuk panjang, satu lagi berbentuk pendek. Nantu Kesumo menggunakan kesempatan ini untuk bertemu muka dengan idaman hatinya Ratu Aceh.
Ia izinkan mengikuti pertaruhan. Ia pun menyerahkan dua peti uang kepada Putri Aceh. Pasa saat itulah ia bertemu muka dengan Putri Aceh, untuk pertama kalinya yang membuat keduanya saling jatuh cinta. Hubungan cinta ini tidak disetujui Raden Cili.
Nantu Kesumopun masuk ke gelanggang pertaruhan. Ia mengikuti pertaruhan permainan Gelincing Jae, yaitu sebuah permainan yang mempergunakan uang sen sebanyak dua keping yang diempaskan diatas batu. dalam permainan ini Nantu Kesumo kalah meraub, menang meraub.
Terjadilah keributan di tengah gelanggang. Permainan Gemincing Jae dihentikan, digantikan dengan pertaruhan menyabung ayam. Ayam Nantu Kesumo selalu menang, tak pernah sekalipun mengalami kekalahan. Hal ini dilaporkan panitia pertaruhan ke Raden Cili. Ia memerintahkan prajurit kerajaan menangkap Nantu Kesumo. Hal ini diketahui oleh Nantu Kesumo, iapun membuat keributan dengan memukul canang dari tempurung. Bunyi tempurung itu sebagai tanda naiknya harga beras. Tanda ini menimbulkan kemarahan kepada peserta pertaruhan yang kalah. Jumlah yang kalah sangat besar. Terjadilah keributan besar yang hebat. Banyak korban berjatuhan.
Sementara itu keributan di Aceh berlangsung terus, Nantu Kesumo terluka di lambung tunggai, dan luka luka di ujung kuku (mungkin maksudnya tidak seberapa). Raden Cili dan pasukan tentaranya tidak dapat menangkap Nantu Kesumo.
Raden Cili dan tentaranya berusaha menghentikan keributan dan kekacauan itu. Dalam keadaan kacau itu Nantu Kesumo memanfaatkan kesempatan yang baik itu untuk menenui Ratu Aceh untuk membawanya lari ke Bengkulu.
Dibawalah Ratu Aceh ke luar istana kerajaan. Pada malam harinya mereka menuju pantai untuk selanjutnya berlayar menuju Bengkulu. Perahu yang digunakan adalah tetap perahu Rejung Kelam. Kedua insan itu pura pura gembira dan bahagia. Nantu Kesumo gembira karena maksudnya tercapai, membawa pulang Ratu Aceh. Sedang Ratu Aceh gembira karena ia dapat bebas dari kungkungan adat kerajaan, bebas menikmati keindahan alam.
Setelah kurang lebih satu bulan berlayar sampailah mereka ke tanah harapan yaitu Bengkulu. Kedatangannya disambut dengan kegembiraan oleh saudaranya Kayu Mentiring dan semua penduduk di desanya. Upacara pernikahanpun diadakan dengan sederhana.
Sementara itu di Negeri Aceh setelah keributan dan kekacauan dapat diatasi, Raja marah kepada Raden Cili dan semua pasukannya. Raja memerintahkan kepada Raden Cili memimpin pasukan untuk menyerang Bengkulu dan mengambil Ratu Aceh. Pasukan disiapkan dengan perlengkapan dan persenjataan yang cukup dan lengkap, serta persediaan makanan yang banyak.
Nantu Kesumo sudah menduga bahwa Raja Aceh pasti akan menyusul putrinya. Karena itu sebelum mereka datang ke Bengkulu, ia dan saudaranya Kayu Mentiring memerintahkan kepada semua penduduk untuk siap-siaga menghadapi segala kemungkinan akibat serangan pasukan Raja Aceh. Benteng-benteng dibangun dan persenjataan dilengkapi, persediaan makananpun diperbanyak.
Alkisah maka datanglah pasukan Raja Aceh yang dipimpin oleh Raden Cili sendiri. Pertempuran pun terjadi antara kedua pasukan itu. Tempat terjadinya pertempuran di suatu tempat yang sekarang bernama Bukit Aceh, terletak di bagian utara kotamadya Bengkulu.
Pasukan Aceh banyak yang tewas dalam pertempuran. Mayat-mayatnya tidak sempat dikuburkan, hingga menimbulkan bau yang sangat busuk. Pasukan Nantu Kesumo tidak tahan jika terus-menerus tercium bau yang sangat busuk itu. Merekapun minta ke Nantu Kesumo untuk menjauhi tempat itu. Nantu Kesumo menyetujui dan tempat yang dipilih adalah Gunung Bungkuk. Menurut cerita orang di Gunung Bungkuk masih terdapat perahu Rejung Kelam yang sudah membatu.
Tidak lama setelah pindah sementara ke Gunung Bungkuk, Kayu Mentiring meninggal dunia. Ia meninggalkan seorang anak yang bernama Bintang Roano, konon menurut cerita Bintang Roano meninggal di Bengkulu dan jenazahnya dimakamkan di daerah yang sekarang bernama Pasar Anggut. Sedangkan Nantu Kesumo sempat kembali lagi ke tempat semula, yaitu Bengkulu, setelah bau mayat hilang. Nantu Kesumo dan Ratu Aceh hidup rukun dan bahagia, tetapi sayang tidak mempunyai anak.
Diceritakan kembali Oleh Tun Jang di dalam artikelnya Asal Usul Nama Bengkulu
Source: Data proyek pencatatan kebudayaan daerah 1980
Bemacam-macam versi yang dapat kita temukan mengenai asal muasal nama Bengkulu. Ada yang mengambil dari cerita dan legenda, dan adapula yang mengambilnya lewat kronologis waktu.
BANGKAHULU.
Konon orang yang pertama-tama menghuni Bengkulu ialah Nantu Kesumo dan kawan-kawannya. Ia datang dari Demak di pulau Jawa. Ia memasuki daerah Bengkulu lewat pantai (pasar Bengkulu sekarang). Di tanah yang baru ini, Nantu Kesumo dan kawan-kawannya menghadapi tantangan yang sangat berat. Tanah Bengkulu masih merupakan hutan belantara. Binatang-binatang buas dan liar masih hidup dengan bebas namun Nantu Kesumo mempunyai kesaktian dan ilmu yang tinggi. Ia tidak takut pada binatang-binatang buas itu.
Konon pada waktu Nantu Kesumo dan kawan-kawannya sedang membuka hutan untuk membangun kampung, mereka bertemu dengan ular yang sangat besar. Ular itu dapat mereka bunuh. Badan ular yang panjang itu dipotong menjaditiga bagian sama panjang. Ketiga bagian tubuh ular itu masing-masing menjelma menjadi meriam sapu ranjau, tombak bejabai, dan tabu berantai. Untuk memperingati kisah ini, tiap-tiap mengadakan pesta perkawinan dengan memotong kerbau mesti ada tombak berambu payung kering.
Kampung yang dibangun pertama kali itu bernama Tanah Tinggi. Suatu hari penduduk kampung Tanah Tinggi itu melihat batang bangka hanyut ke hulu. Batang bangka itu sebangsa pohon pinang. Pohon bangka itu sangat aneh, bentuknya melingkar lingkar, mulai dari pangkal sampai ke ujungnya. Keanehan pohon ini mengundang penduduk Tanah Tinggi untuk menyaksikannya.
Dari kejadian inilah penduduk Tanah Tinggi menamakan tanah kediaman mereka dengan Bangka Hulu, yang berasal dari kata bangka (pinang) dan hulu (ulu sungai). Sejak saat itulah nama Bengkulu dipakai orang.
Alkisah diceritakan bahwa Nantu Kesumo datang ke Bengkulu dalam keadaan bujangan. Ia datang bersama saudaranya bernama Kayu Mentiring. Kepada saudaranya inilah dia meminta nasehat dan pertimbangan. Sebagai manusia biasa yang normal, Nantu Kesumo tidak tahan hidup membujang terus.
Akan tetapi dia tidak mau kawin dengan wanita biasa. Wanita yang menjadi idamannya adalah Ratu Aceh. Kecantikan Ratu Aceh sudah terkenal ke mana-mana, karena itulah Nantu Kesumo bermaksud menjadikannya sebagai istri. Ia akan pergi ke Negeri Aceh untuk melamar.
Sebelum berangkat ke negeri Aceh ia mengutarakan niatnya itu kepada Kayu Mentiring, "Saudaraku Kayu Mentiring, saya berniat pergi ke negeri Aceh, dengan maksud untuk melamar Ratu Aceh. Doakanlah agar maksud saya berhasil", kata Nantu Kesumo.
"Ingat Nantu Kesumo anatara kita dan negeri Aceh selalu bermusuhan, lamaranmu mustahil diterima", kata Kayu Mentiring. Niat Nantu Kesumo untuk memperistri Ratu Aceh sudah nekat, oleh karena itu saudaranya terpaksa menyetujui seraya katanya, "Kalau demikian maumu, saya akan membantumu. Apapun yang terjadi kita hadapi bersama". Alkisah, berangkatlah Nantu Kesumo seorang diri dengan perahu yang bernama Rejung Kelam.
Setelah kurang lebih sebulan berlayar sampailah ia ke tepi pantai tempat pemandian Raja Aceh. tempat ini selalu dijaga oleh hulubalang Raja, dengan senjata meriam yang diarahkan ke laut untuk menembak musuh.
Perahu Nantu Kesumo dapat dilihat oleh Hulubalang Raja, penjaga pemandian. Mereka menembakkan meriam kearah perahu Nantu Kesumo. Tak satupun peluru meriam mengenai Nantu Kesumo. Ia tidak tembus oleh peluru. Penjaga pemandian lari ketakutan. Nantu Kesumo pun mendarat dan masuk ke negeri Kerajaan Aceh.
Alkisah pada waktu itu kerajaan Aceh sedang merayakan pertunangan Ratu Aceh. Salah satu acaranya adalah mengadakan gelanggang pertaruhan selama tiga bulan. Barang siapa yang akan mengikuti pertaruhan harus minta izin kepada kakak Putri Aceh bernama Raden Cili. Sesudah mendapat izin, calon peserta harus menyerahkan dua peti uang kepada Putri Aceh. Satu peti berbentuk panjang, satu lagi berbentuk pendek. Nantu Kesumo menggunakan kesempatan ini untuk bertemu muka dengan idaman hatinya Ratu Aceh.
Ia izinkan mengikuti pertaruhan. Ia pun menyerahkan dua peti uang kepada Putri Aceh. Pasa saat itulah ia bertemu muka dengan Putri Aceh, untuk pertama kalinya yang membuat keduanya saling jatuh cinta. Hubungan cinta ini tidak disetujui Raden Cili.
Nantu Kesumopun masuk ke gelanggang pertaruhan. Ia mengikuti pertaruhan permainan Gelincing Jae, yaitu sebuah permainan yang mempergunakan uang sen sebanyak dua keping yang diempaskan diatas batu. dalam permainan ini Nantu Kesumo kalah meraub, menang meraub.
Terjadilah keributan di tengah gelanggang. Permainan Gemincing Jae dihentikan, digantikan dengan pertaruhan menyabung ayam. Ayam Nantu Kesumo selalu menang, tak pernah sekalipun mengalami kekalahan. Hal ini dilaporkan panitia pertaruhan ke Raden Cili. Ia memerintahkan prajurit kerajaan menangkap Nantu Kesumo. Hal ini diketahui oleh Nantu Kesumo, iapun membuat keributan dengan memukul canang dari tempurung. Bunyi tempurung itu sebagai tanda naiknya harga beras. Tanda ini menimbulkan kemarahan kepada peserta pertaruhan yang kalah. Jumlah yang kalah sangat besar. Terjadilah keributan besar yang hebat. Banyak korban berjatuhan.
Sementara itu keributan di Aceh berlangsung terus, Nantu Kesumo terluka di lambung tunggai, dan luka luka di ujung kuku (mungkin maksudnya tidak seberapa). Raden Cili dan pasukan tentaranya tidak dapat menangkap Nantu Kesumo.
Raden Cili dan tentaranya berusaha menghentikan keributan dan kekacauan itu. Dalam keadaan kacau itu Nantu Kesumo memanfaatkan kesempatan yang baik itu untuk menenui Ratu Aceh untuk membawanya lari ke Bengkulu.
Dibawalah Ratu Aceh ke luar istana kerajaan. Pada malam harinya mereka menuju pantai untuk selanjutnya berlayar menuju Bengkulu. Perahu yang digunakan adalah tetap perahu Rejung Kelam. Kedua insan itu pura pura gembira dan bahagia. Nantu Kesumo gembira karena maksudnya tercapai, membawa pulang Ratu Aceh. Sedang Ratu Aceh gembira karena ia dapat bebas dari kungkungan adat kerajaan, bebas menikmati keindahan alam.
Setelah kurang lebih satu bulan berlayar sampailah mereka ke tanah harapan yaitu Bengkulu. Kedatangannya disambut dengan kegembiraan oleh saudaranya Kayu Mentiring dan semua penduduk di desanya. Upacara pernikahanpun diadakan dengan sederhana.
Sementara itu di Negeri Aceh setelah keributan dan kekacauan dapat diatasi, Raja marah kepada Raden Cili dan semua pasukannya. Raja memerintahkan kepada Raden Cili memimpin pasukan untuk menyerang Bengkulu dan mengambil Ratu Aceh. Pasukan disiapkan dengan perlengkapan dan persenjataan yang cukup dan lengkap, serta persediaan makanan yang banyak.
Nantu Kesumo sudah menduga bahwa Raja Aceh pasti akan menyusul putrinya. Karena itu sebelum mereka datang ke Bengkulu, ia dan saudaranya Kayu Mentiring memerintahkan kepada semua penduduk untuk siap-siaga menghadapi segala kemungkinan akibat serangan pasukan Raja Aceh. Benteng-benteng dibangun dan persenjataan dilengkapi, persediaan makananpun diperbanyak.
Alkisah maka datanglah pasukan Raja Aceh yang dipimpin oleh Raden Cili sendiri. Pertempuran pun terjadi antara kedua pasukan itu. Tempat terjadinya pertempuran di suatu tempat yang sekarang bernama Bukit Aceh, terletak di bagian utara kotamadya Bengkulu.
Pasukan Aceh banyak yang tewas dalam pertempuran. Mayat-mayatnya tidak sempat dikuburkan, hingga menimbulkan bau yang sangat busuk. Pasukan Nantu Kesumo tidak tahan jika terus-menerus tercium bau yang sangat busuk itu. Merekapun minta ke Nantu Kesumo untuk menjauhi tempat itu. Nantu Kesumo menyetujui dan tempat yang dipilih adalah Gunung Bungkuk. Menurut cerita orang di Gunung Bungkuk masih terdapat perahu Rejung Kelam yang sudah membatu.
Tidak lama setelah pindah sementara ke Gunung Bungkuk, Kayu Mentiring meninggal dunia. Ia meninggalkan seorang anak yang bernama Bintang Roano, konon menurut cerita Bintang Roano meninggal di Bengkulu dan jenazahnya dimakamkan di daerah yang sekarang bernama Pasar Anggut. Sedangkan Nantu Kesumo sempat kembali lagi ke tempat semula, yaitu Bengkulu, setelah bau mayat hilang. Nantu Kesumo dan Ratu Aceh hidup rukun dan bahagia, tetapi sayang tidak mempunyai anak.
Diceritakan kembali Oleh Tun Jang di dalam artikelnya Asal Usul Nama Bengkulu
Source: Data proyek pencatatan kebudayaan daerah 1980
Objek Wisata Sejarah Fort marlborough

Nama benteng ini menggunakan nama seorang bangsawan dan pahlawan Inggris, yaitu John Churchil, Duke of Marlborough I. Benteng ini tergolong terbesar di kawasan Asia.
Peninggalan sejarah ini memiliki daya tarik yang besar karena kelangkaannya.
Benteng ini dulunya merupakan pusat pemerintahan kolonial Inggris yang menguasai Propinsi Bengkulu selama lebih kurang 140 tahun (1685-1825).
Peninggalan sejarah ini memiliki daya tarik yang besar karena kelangkaannya.
Benteng ini dulunya merupakan pusat pemerintahan kolonial Inggris yang menguasai Propinsi Bengkulu selama lebih kurang 140 tahun (1685-1825).
Sehingga benteng ini pun masih memiliki bentuk yang sesuai dengan desain asli bangunan abad ke-17. Sungguh merupakan daya tarik yang jarang ditemukan di tempat lain.
Situs kawasan Benteng Marlborough ini berada dalam satu kawasan dengan objek wisata alam pantai, yaitu Pantai Tapak Paderi. Sehingga memberikan perpaduan objek wisata alam dan budaya. Kelengkapan kawasan ini sebagai objek wisata menjadi potensi besar untuk dapat menjadi objek wisata unggulan bagi Kota Bengkulu.
Benteng Marlborough sejak mulai dibangun telah memegang fungsi strategis di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Potensi kesejarahan yang demikian merupakan komoditi penelitian yang menarik. Potensi ini memiliki nilai yang besar dalam memperkaya kajian keilmuan.
John Bastin dalam bukunya yang berjudul: The British in West Sumatera (1685-1825) A Selection Documents with An Introduction. Kuala Lumpur: University of Malaya Press, 1965., banyak memberikan informasi tentang kejadian-kejadian di sekitar Benteng Marlborough.
Bahkan yang lebih menarik adalah digunakannya dokumen-dokumen resmi dari pemerintah Inggris yang berpusat di Benteng Malborough, termasuk dokumen yang disebut SFR (Sumatera Factory Record). Karya pustaka ini dapat menjadi sumber informasi yang mampu memberikan daya tarik kepada wisatawan mancanegara maupun nusantara.
Seperti salah satu informasi dari John Bastin yang menarik bahwa Benteng Marlborough pernah ditinggalkan oleh pemerintah Inggris selama hampir lima tahun, yaitu pada 1719-1724. Tentu saja ini menarik untuk diketahui lebih lanjut, tentang siapa yang menguasai Benteng Marlborough selama tahun 1719-1724, dan apa yang sebenarnya terjadi selama lima tahun tersebut.
Informasi tersebut tentu mengandung nilai sejarah yang tinggi dan merupakan sumber keilmuan yang berharga. Sebagai peninggalan sejarah yang penuh potensi keilmuan, Benteng Marlborough telah memiliki segmen pasar tersendiri, yaitu para pelajar dan mahasiswa.
Pada 1712 Yoseph Collet diangkat menjadi Deputi Gubernur, ia meminta izin untuk menggantikan benteng York dan membangun satu benteng baru di atas karang, satu bukit kecil yang menghadap ke laut sekitar 2 Km dari benteng York.
Pada 1714 dimulailah pembangunannya dan selesai pada tahun 1718. Yoseph Colet menyebutnya benteng "Malborough" yang merupakan Duke Of Malborough pertama yang diangkat menjadi pahlawan nasional setelah ia memenangkan sejumlah pertempuran melawan Perancis dan musuh-musuh lainnya.
Pada masa pemerintahan Thomas Stamford Raffles pada 1818-1824 Bengkulu menjadi terkenal. Pada 1825 Inggris yang menguasai Bengkulu melakukan tukar menukar dengan Belanda yang menguasai Malaysia dan Singapura.
Belanda selanjutnya menempati benteng Malborough sampai perang dunia II yang pada akhirnya semua wilayah Sumatera diduduki tentara Jepang sampai Jepang menyerah kalah pada 1945. Setelah kemerdekaan RI tahun 1945 benteng tersebut digunakan oleh TNI dan polisi sampai tahun 1970.
Setelah kemerdekaan RI Bengkulu merupakan salah satu Keresidenan di Provinsi Sumatera Selatan, baru pada tahun 1968 Bengkulu terwujud menjadi Provinsi yang berdiri sendiri dan lepas dari Provinsi Sumatera Selatan.
Apa saja yang ditawarkan kepada pengunjung objek wisata ini?
Para pengunjung dapat melihat kebesaran kekuatan penjajah kolonial di masanya dengan bangunan benteng yang besar dan masih terjaga kelengkapannya ini.
Situs kawasan Benteng Marlborough ini berada dalam satu kawasan dengan objek wisata alam pantai, yaitu Pantai Tapak Paderi. Sehingga memberikan perpaduan objek wisata alam dan budaya. Kelengkapan kawasan ini sebagai objek wisata menjadi potensi besar untuk dapat menjadi objek wisata unggulan bagi Kota Bengkulu.

John Bastin dalam bukunya yang berjudul: The British in West Sumatera (1685-1825) A Selection Documents with An Introduction. Kuala Lumpur: University of Malaya Press, 1965., banyak memberikan informasi tentang kejadian-kejadian di sekitar Benteng Marlborough.
Bahkan yang lebih menarik adalah digunakannya dokumen-dokumen resmi dari pemerintah Inggris yang berpusat di Benteng Malborough, termasuk dokumen yang disebut SFR (Sumatera Factory Record). Karya pustaka ini dapat menjadi sumber informasi yang mampu memberikan daya tarik kepada wisatawan mancanegara maupun nusantara.

Informasi tersebut tentu mengandung nilai sejarah yang tinggi dan merupakan sumber keilmuan yang berharga. Sebagai peninggalan sejarah yang penuh potensi keilmuan, Benteng Marlborough telah memiliki segmen pasar tersendiri, yaitu para pelajar dan mahasiswa.
Pada 1712 Yoseph Collet diangkat menjadi Deputi Gubernur, ia meminta izin untuk menggantikan benteng York dan membangun satu benteng baru di atas karang, satu bukit kecil yang menghadap ke laut sekitar 2 Km dari benteng York.
Pada 1714 dimulailah pembangunannya dan selesai pada tahun 1718. Yoseph Colet menyebutnya benteng "Malborough" yang merupakan Duke Of Malborough pertama yang diangkat menjadi pahlawan nasional setelah ia memenangkan sejumlah pertempuran melawan Perancis dan musuh-musuh lainnya.

Belanda selanjutnya menempati benteng Malborough sampai perang dunia II yang pada akhirnya semua wilayah Sumatera diduduki tentara Jepang sampai Jepang menyerah kalah pada 1945. Setelah kemerdekaan RI tahun 1945 benteng tersebut digunakan oleh TNI dan polisi sampai tahun 1970.
Setelah kemerdekaan RI Bengkulu merupakan salah satu Keresidenan di Provinsi Sumatera Selatan, baru pada tahun 1968 Bengkulu terwujud menjadi Provinsi yang berdiri sendiri dan lepas dari Provinsi Sumatera Selatan.
Apa saja yang ditawarkan kepada pengunjung objek wisata ini?
Para pengunjung dapat melihat kebesaran kekuatan penjajah kolonial di masanya dengan bangunan benteng yang besar dan masih terjaga kelengkapannya ini.
Kemudian menikmati panorama laut dari salah satu sisi benteng yang memang indah di sore hari, untuk penginapan para wisatawan tidak perlu susah-susah lagi, karena terdapat hotel dan penginapan di radius maksimal 1 km dari benteng ini.
Wisata Andalan
Wisata sejarah Rumah Pengasingan Bung Karno![]() Objek Wisata Sejarah Fort marlborough![]()
|
Objek wisata Danau Dendam tak sudah![]() Namun pesona Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) di Bengkulu ini tidak kalah indah dan eksotik. Memang, saat ini belum banyak wisatawan yang mengenal danau yang hanya berjarak sekitar 6 km dari pusat Kota Bengkulu itu. |
Langganan:
Postingan (Atom)